Himpunan Mahasiswa Administrasi Bisnis (HIMABIS) sedang dalam masa
keterpurukan dan memiliki banyak tanggung jawab pekerjaan rumah yang harus
dituntaskan. Ketuntasan yang masih seringkali dilalaikan adalah keberadaannya
yang berdasarkan prinsip Dari, Oleh dan Untuk Mahasiswa masih
sangat jauh. Sehingga ada tidaknya segala peran serta sumbangsih para himpunan mahasiswa
program studi administrai bisnis sangat diacuhkan. Hal ini didasari oleh
kepemimpinan ditangan nahkoda yang acapkali menghilang dari lane dan
keharusan tugas yang diemban kurang totalitas.
Kerapkali, sebagai intisari dari sebuah organisasi pemimpin yang adalah
nahkodanya lalai kepada tugas dan tanggung jawab. Namun, hal tersebut dapat dimubahkan
apabila perbincangan evaluasi lebih dini diadakan untuk meminimalisir
kemungkinan kemungkinan fatal yang terjadi hingga masa jabatan berakhir.
Parahnya, kesalahan fatal bukan hanya terjadi sekali. Terlepas dari sifat
kepribadiannya, sosok Farid Ega Ramadhani sebagai ketua dari Himpunan Mahasiswa
Administrasi Bisnis memiliki rekam jejak yang kurang baik dalam catatan
akademisnya seperti ketidak aktifannya dalam absensi kelas tanpa keterangan
serta beberapa alasan lainnya. Merespon rekam jejak yang kurang baik ini, tidak
menutup kemungkinan sorot mata publik akan kurang baik pula kepada sosok ketua
HIMABIS ini.
Menurut penuturan yang didapatkan mengenai bobroknya era farids dalam mengemban
amanah ialah ia dinilai memiliki beberapa aktifitas dan tanggung jawab diluar
kampus yang membuat totalitasnya bercabang dan terpecah. Namun, kembali kepada
harfiah bahwa seberapa jauh anda berjalan. Seberapa berani ia mengambil resiko.
Dilain penuturan, ia yang sering menghilang serta tidak dapat diketahui
keadaannya dan susah dihubungi membuat kekacauan koordinasi serta komunikasi
dalam menjalankan keharusannya sebagai organisasi yang menghimpun mahasiswa administrasi
bisnis.
Ketidakefektifan sebuah kepemimpinan dalam sebuah organisasi dapat banyak
memicu kemungkinan dan kelanjutan dalam sebuah organisasi. Salah satunya ialah
kegagalan dalam mengarahkan tim dan menurunkan kinerja organisasi. Ancaman-ancaman
tersebut tidak boleh terulang pada kelanjutan estafet kepengurusan HIMABIS selanjutnya.
Dengan penuh keprihatinan atas ketidakefektifitasan yang menjerat selama kurang
lebih satu era kepemimpinan dibawah kendali sosok Farids Ega. Banyak harapan berteduh
kepada HIMABIS untuk dapat berperan sebagaimana mesti dan keharusan akan
tanggung jawab. Terlepas atas kendali siapa ia berjalan. Namun, kembali kepada
sosok nahkoda yang menjadi sutradara penuh untuk bertugas sebagai peran utama
untuk membawa marwah program studi administrasi bisnis semakin bewarna.
Tentu saja, era kepemimpinan selanjutnya harus berkeringat lebih ekstra
untuk menutupi luka masa lalu yang seringkali menghantui fungsionaris yang
kadang membuat tidurnya tidak nyenyak. Oleh karena itu, sepatutnya keseriusan serta
kesungguhan untuk mengemban amanah itu secara penuh tanggung jawab merupakan sesuatu
yang dinanti oleh para masyarakat administrasi bisnis khsususnya.
*Muhammad Izzul Haq
0 Comments